Notification

×

Iklan

Puluhan Guru Honorer Langkat Demo Kejati Sumut Singgung Objektifas Kasus PPPK 2023

Rabu, 04 Desember 2024 | 19:22 WIB Last Updated 2024-12-04T15:57:19Z

Massa guru honorer Langkat saat melakukan demo di Kejati Sumut. (Foto: Istimewa) 

ARN24.NEWS
– Puluhan guru honorer Langkat melakukan demo Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) untuk meminta Kejati Sumut objektif dalam menangani kasus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2023.


"Kami mendesak dan mendorong agar objektif serta kooperatif dalam menangani perkara dugaan korupsi seleksi PPPK di Kabupaten Langkat tahun anggaran 2023," ucap Koordinator Aksi, Sofyan Muis, Rabu (4/12/2024).


Pasalnya, kata dia, setelah 3 orang pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumatera Utara (Sumut) sejak 14 September 2024 lalu, akan tetapi sampai saat ini tidak ada dilakukan penahanan. 


Adapun ketiga pejabat di Pemkab Langkat tersebut, yaitu Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) berinisial SA, Kepala Bidang Kepegawaian Daerah (BKD) berinisial ED, dan Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan SD Disdik Kabupaten Langkat berinisial AS.


"Berkas yang dikirimkan oleh Polda Sumut untuk tahap 2 ke Kejati Sumut sudah ada sebanyak 3 kali, akan tetapi selalu P-19. Atas hal ini, para guru honorer Langkat menduga ada konspirasi untuk mengulur penahanan 3 tersangka tersebut," cetus Sofyan.


Oleh kareba itu, pihaknya pun mendesak aparat penegak hukum (APH) dalam hal ini Polda Sumut beserta Kejati Sumut untuk serius dan tidak bermain-main dalam menangani kasus PPPK Langkat ini. 


"Kami datang ke sini hanya menyampaikan dan meminta agar Kejati Sumut tidak berkonspirasi dalam menangani perkara ini, serta objektif dan koperatif," sebut Sofyan.


Menyahuti orasi tersebut, perwakilan Kejati Sumut yang menemui massa aksi meminta agar masuk ke Kantor Kejati Sumut untuk beraudiensi. Namun, para guru honorer Langkat menolak.


Setelah itu, perwakilan Kejati Sumut kembali masuk ke kantor dan meninggalkan massa aksi karena para guru honorer tidak ada yang bersedia untuk diajak berdialog. (sh