Warga mendatangi markas tentara di Jalan Biru-biru sambil membawa mayat korban dugaan penganiayaan dalam ambulan. (Foto: Istimewa)
ARN24.NEWS – Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang, mendatangi markas tentara di Jalan Biru-biru, Sabtu (9/11/2024) sore.
Mereka membawa mayat Raden Barus (60), korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum tentara. Korban menderita luka robek dan bekas tusukan di tubuh serta kepalanya.
Informasi dihimpun menyebutkan, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.
Begitu mobil ambulance tiba, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa kendaraan berisi mayat tersebut ke markas komando yang berjarak sekitar 2 Kilometer.
Mobil ambulance itu melaju lambat, diikuti warga berjalan kaki dan ada juga menaiki sepeda motor dari belakang. Warga terus berteriak menuntut keadilan.
Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulan mogok.
Tapi, warga kemudian melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari markas dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke markas.
Namun, dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang markas untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan markas tentara, situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam untuk menemui petinggi.
Salah satu warga, Herna, menyebutkan, Raden Barus merupakan korban kekejaman oknum tentara. Korban dibantai tanpa belas kasih.
Kedatangan mereka ke markas tentara menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.
"Menuntut keadilan. Dia pelindung, kenapa dia pembunuh," kecam Herna.
Herna mengungkap, sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang. Ada belasan korban luka, tapi dikabarkan hanya tujuh yang luka parah. Dari tujuh orang itu, satu di antaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.
Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat (8/11/2024) malam sekira pukul 22.30 WIB hingga Sabtu (9/11/2024) dinihari, ada 100 lebih oknum tentara berpakaian preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.
Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas. Bahkan, mereka nekat mendobrak pintu rumah warga, lalu menyeret dan menghajarnya.
"Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang," tuturnya.
"Siapa yang buka pintu "tek!" tanpa tanya.
Kami nggak tahu masalahnya apa, nggak ada kami bermusuhan sama Ar*** ini. Setahu kami satu kampung Biru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan mereka,” akunya.
Atas kejadian ini, warga Kecamatan Biru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari institusi.
"Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja," pintanya. (sh)