Terdakwa Samsul Tarigan yang akhirnya divonis penjara di Pengadilan Negeri Binjai. (Foto: Istimewa)
ARN24.NEWS – Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Binjai, menjatuhkan vonis satu tahun empat bulan atau 16 bulan penjara terhadap Samsul Tarigan, karena terbukti menguasai lahan perkebunan milik PTPN II Kebun Sei Semayang secara ilegal yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 41,22 miliar.
“Benar, majelis hakim memvonis terdakwa dengan pidana penjara selama satu tahun empat bulan penjara,” kata Kasi Pidum Kejari Binjai Andri Darma ketika dihubungi dari Medan, Kamis (21/11/2024).
Dilihat dari Sistem Penelusuran Perkara (SIPP) PN Binjai, putusan itu dibacakan Hakim Ketua Bakhtiar pada Rabu (20/11/2024), menyatakan terdakwa Samsul Tatigan pemilik diskotek Marcopolo ini terbukti melakukan tindak pidana secara tidak sah mengerjakan dan menguasai lahan perkebunan.
“Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 55 huruf a Jo pasal 107 huruf a Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, sebagaimana dakwaan tunggal penuntut umum,” kata Bakhtiar ketika membacakan putusan.
Vonis itu lebih rendah dari tuntutan JPU Kejari Binjai, yang sebelumnya menuntut terdakwa 2 tahun penjara. Terkait putusan itu, terdakwa maupun JPU Paulus Milvion menyatakan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Medan.
Sebelumnya JPU Kejari Binjai Paulus Milvion Meliala dalam surat dakwaan menyebutkan terdakwa Samsul Tarigan menduduki dan menguasai lahan perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara II atau PTPN II di Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara, secara tidak sah sejak Januari 2014 hingga Desember 2014.
“Terdakwa Samsul Tarigan mengelola lahan tersebut seluas 80 hektar dengan menanaminya kelapa sawit di area 75 hektar serta membangun usaha kafe (diskotik) dan kolam ikan di area 5 hektar,” ujarnya.
JPU mengatakan, PTPN II Kebun Sei Semayang memiliki Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 55 Tahun 2003 yang berlaku hingga tahun 2028 serta Izin Usaha Perkebunan (IUP) dari 2013.
Pada tahun 2019, lanjut dia, saksi Indra Gunawan M. Noer selku asisten di PTPN II memperoleh informasi dari Ditreskrimsus Polda Sumut mengenai kegiatan pertambangan ilegal di lahan tersebut.
“Setelah pengecekan, diketahui bahwa terdakwa Samsul Tarigan telah menguasai lahan untuk kegiatan kelapa sawit dan usaha kafe,” sebut dia.
Terdakwa Samsul juga tercatat mendaftarkan sambungan listrik untuk lahan tersebut pada PT PLN pada April 2017. Berdasarkan hasil pengukuran dan pemetaan yang dilakukan pada 2019, lahan yang dikuasai Samsul terletak di area HGU milik PTPN II Kebun Sei Semayang.
Pihak PTPN II sebelumnya telah memberikan somasi kepada Samsul Tarigan pada Januari 2018 terkait aktivitas tersebut.
“Perbuatan terdakwa Samsul Tarigan, menurut hasil audit mengakibatkan kerugian bagi PTPN II sebesar sekitar Rp41,225 miliar,” jelasnya. (sh)