ARN24.NEWS -- Dua hari ini banjir kembali melanda Kota Medan. Tak cuma itu, bahkan sampai menelan korban jiwa. Seorang warga yang tinggal di perumahan BTN Lingkungan XI Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, sampai meregang nyawa.
Korban biasa disapa Wak Dun. Kabar diperoleh, Minggu (8/9/2024), laki berusia 64 tahun itu tersengat listrik saat banjir melanda. Ceritanya, saat itu korban berusaha memegang tiang listrik. Karena korban takut terpeleset, hingga dia merengkuh tiang listrik tersebut.
Namun nahas, ternyata di tiang listrik itu ada arus listrik yang berada di sisi jalan dekat mesjid tempatnya mengungsi. Korban sempat kejang-kejang dan dilarikan ke RS Eshmun Marelan. Tapi nyawanya tak tertolong dan akhirnya menghadap Tuhan. Kejadian itu sendiri pada Sabtu kemarin.
Kini Jasad korban dikemumikan di daerah mereka tinggal daerah Bahari Lingkungn X. Pastinya, banjir yang melanda kawasan Medan Utara dikesalkan warga sekitar. Warga pun bilang sejauh ini Walikota Medan Bobby Nasution belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi banjir di daerah mereka.
Banjir yang terjadi kemarin itu menggenangi sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga di Jalan KL Yos Sudarso Simpang kantor, Perumahan TKBM Kelurahan Sei mati dan komplek baru. Kemudian, Komplek BTN Griya 1 Kelurahan besar, Kec. Medan Labuhan.
Selanjutnya banjir juga menggenangi wilayah Jalan Marelan Raya Pasar 4 dan 3 Kecamatan Medan. Safaruddin Jambak (58) warga sekitar menyebut derasnya curah hujan mengguyur sejak Jumat 6 september 2024 malam hingga Sabtu 7 september 2024 pagi.
“Kalau udah hujan deras beginilah bang, bukan hanya jalan yang terendam air bahkan rumah pun turut terendam,” ungkap Safaruddin.
Minimnya drainase karena pendangkalan adalah salah satu pemicu terjadinya banjir. Oleh karena itu, warga berharap pada Pemerintah Kota Medan dan khususnya walikota medan Bobby Afif Nasution segera mencari solusi mengatasi banjir.
“Kami sebagai warga berharap pada bapak Walikota Medan segera mencari solusi untuk mengatasi banjir ini meski pembangunan dan pembenahan tampak terlihat tapi paling penting sistem drainase itu lah yang harus di rehab,” harapnya.
Senada juga dikeluhkan Dayat (36) warga bermukim di Kelurahan Sei Mati. Dia berharap pemerintah harus mencari solusi terutama akses jalan keluar masuk seperti terowongan menuju dua kelurahan yakni sei mati dan Kelurahan Martubung agar direvitalisasi.
“Dari dulu harapan kita terowongan ini dibenahi lah, tapi sampai saat ini belum ada tanda -tanda direhab karena terowongan ini salah satu akses jalan keluar masuk warga, kalau udah banjir gini tentu banyak warga kecewa takut melewati terowongan di sini,” imbuhnya. (mtc/nt)