ARN24.NEWS -- Atlet angkat berat Sumatera Utara hingga kini masih menanti peralatan yang tak kunjung datang. Baju atlet kategori squat dan bench press yang harusnya digunakan dua bulan sebelum pertandingan sebagai masa adaptasi yang telah diajukan Pengprov Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) Sumut ke KONI Sumut sejak tiga bulan lalu belum juga terakomodir.
Kini, tiga pekan jelang perhelatan PON XXI/2024 Aceh-Sumut, Pabersi Sumut tak berharap banyak. Mereka hanya fokus untuk mempersiapkan para atletnya bisa mendulang emas yang telah dirindukan 40 tahun lamanya itu.
Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Olahraga Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) Sumut, Rico Goncalwes Sirait, mengakui sejumlah kendala yang dihadapi. Namun, dirinya tetap optimis bahwa para atlet siap untuk melakoni tugasnya di ajang olahraga empat tahunan itu.
"Saat ini, persiapan atlet angkat berat berada dalam tahap Pelatda khusus. Ada lima atlet senior ditempatkan di satu lokasi, delapan atlet di tempat saya di Gonzales Gym, Jalan Pasar 3," kata Rico, kemarin.
Menurut Rico, mental menjadi fokus utama dalam persiapan pada waktu yang semakin dekat dengan jadwal pertandingan angkat berat PON 2024, terutama bagi para atlet muda.
"Kami sedang mematangkan mental khususnya untuk atlet muda. Selain itu, kami juga fokus pada start angkatan tiga kali seminggu dengan harapan mereka bisa matang saat pertandingan. Target kami salah satunya di kelas 47 Kg atas nama Angel, harapannya langsung meraih emas, itu target kami," katanya.
Rico bersama Ketua Pengprov Pabersi Sumut, Hermansyah Hutagalung telah menyiapkan para atlet muda selama bertahun-tahun. Kehadiran para atlet muda ini diharapkan bisa meraih medali lebih banyak untuk Sumatera Utara.
"Tinggal mentalnya yang perlu diperbaiki. Sebenarnya, untuk melatih mental harus ikut pertandingan. Masalahnya, tidak ada Kejurnas dan kita juga pra-PON tidak main (langsung lolos PON 2024 sebagai tuan rumah). Dari 13 atlet, ada enam cewek dan tujuh cowok, khusus untuk junior masalahnya mental karena jam terbang belum banyak," ujarnya.
"Tinggal mentalnya yang perlu diperbaiki. Sebenarnya, untuk melatih mental harus ikut pertandingan. Masalahnya, tidak ada Kejurnas dan kita juga pra-PON tidak main (langsung lolos PON 2024 sebagai tuan rumah). Dari 13 atlet, ada enam cewek dan tujuh cowok, khusus untuk junior masalahnya mental karena jam terbang belum banyak," ujarnya.
Untuk mengatasi kendala mental tersebut, Rico bersama pelatih lainnya mengajarkan prinsip latihan yang intensif. Sebagai pelatih dan juga mantan atlet yang berpengalaman di PON, Rico punya jargon yang diharapkan jadi pedoman para atlet mudanya.
"Kami selalu tanamkan pada anak-anak, 'berlatihlah seperti bertanding, bertandinglah seperti berlatih'. Apa yang kau angkat di latihan, itulah yang kau angkat di pertandingan. Jangan beban. Jika hasil akhirnya melampaui angkatan, itu bonus. Saat ini mereka benar-benar dikarantina," katanya.
Perkembangan yang dialami para atlet sejauh ini menurut Rico cukup signifikan. "Dari delapan atlet, tiga orang sudah melampaui rekor PON yang lalu. Maka target kami adalah tiga emas dari senior, dan dari delapan atlet junior ini kalau bisa empat sampai lima medali. Persaingan memang ketat karena kontingen lain juga latihan, namun kita optimis," ungkap Rico lagi.
Dia pun berharap semoga ini juga bisa menjawab kebuntuan medali emas selama hampir 40 tahun. "Medali perak (PON) pertama aku sama Daud Gowasa 2012. Tahun 2016 dapat perak juga sama Daud. Harapannya, delapan atlet ini bisa mendapatkan medali. Dari delapan ini 4 hingga 5 medali, tambah tiga senior, delapan medali setidaknya," sambung Rico.
Dengan persiapan yang matang dan tekad yang kuat, Pabersi Sumut optimis mampu meraih hasil terbaik di PON 2024 di balik keterbatasan yang dihadapi. Sebanyak 13 atlet angkat berat Sumut di PON 2024 rencananya akan bertolak ke Aceh pada 13 September mendatang, sementara pertandingan mulai digelar 15 September hingga 20 September 2024 mendatang. (saze/mds)