ARN24.NEWS -- Niat tamasya berakhir duka. Liburan akhir pekan ternyata berganti cucuran air mata. Pun tak ada yang menyangka boat kokoh berlabel Dolphin harus tenggelam di tengah lautan. Angkut 62 penumpang dan tiga di antaranya terpaksa dijemput Tuhan. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun!!!
Sabtu (29/6) sekira pukul 10.30 WIB. Puluhan penumpang tujuan Pulau Kalimatung, Kabupaten Tapanuli Tengah, telah bersiap di Pantai Bosur Pandan yang saat ini bernama Pantai Indah Pandan (PIP). Para wisatawan yang menghabiskan libur akhir pekan datang dari Tanah Karo, Kisaran dan Kepulauan Riau.
Tak lama berselang, dua boat Dolphin bersandar. Seketika seluruh penumpang naik ke atas boat. Namun saat itu dikabarnya cuaca memang lagi tak bersahabat. Mendung dan gerimis kecil mengiringi perjalanan wisatawan ke Pulau Kalimantung.
Bahkan, info diperoleh, di perjalanan menuju lokasi tujuan, riak ombak mulai datang menghempas boat Dolpin. Tepat di Pulau Situngkus kawasan Perairan Pulau Mursala, petaka itu menghampiri. Satu dari dua boat Dolphin mengalami kebocoran di lantai dasar.
Seiring itu pula ombak besar menghantam. Boat pun oleng, jerit penumpang menggema. Tak butuh waktu lama untuk menenggelamkan boat Dolphin. Brakkkk....boat terbalik, sejumlah penumpang terlempar ke laut. Mereka terombang-ambing terbawa gelombang laut.
Dan masih bisa berucap syukur, pasalnya boat yang sama jalan beriring langsung mendekati penumpang. Ditambah lagi info peristiwa kecelakaan itu cepat terekam tim Pos SAR Sibolga. Tim SAR gabungan yang terdiri dari pihak Basarnas, kepolisian, Polair, TNI AL, TNI AD, dan BPBD langsung ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Kemudian, para wisatawan dievakuasi ke Pulau Putri dan Pulau Poncan.
Koordinator Pos SAR Sibolga Ruvinus Bangun mengakui kejadian itu. Kepada wartawan, Minggu (30/6), Ruvinus menerangkan ada tiga korban jiwa yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Yakni wisatawan berasal dari Kota Kisaran, Kabupaten Asahan bernama Irmayulita (38), Fahri Muntas (11) dan Ratnah (50). Ruvinus menyebut bahwa biat diduga terbalik setelah bagian bawah kapal mengalami kebocoran. Kemudian air langsung memenuhi bagian belakang kapal dan mulai tenggelam.
"Kondisi kapal tersebut sedang berada ditengah laut lagi hujan deras dan ombak tinggi. Diperparah lagi dengan kondisi kapal yang bocor akibat hantaman ombak. Lalu kapal tersebut terbalik dihantam ombak," jelasnya.
Ruvinus Bangun mengungkapkan bahwa, pihaknya mendapatkan informasi kejadian itu dari pemilik kapal. Saat ditemukan para wisatawan tersebut mengalami trauma dan langsung dievakuasi ke KN SAR Nakula.
"Ada 2 kapal yang mengangkut total 62 orang wisatawan ditambah dengan 4 orang kru kapal. Jadi karena satu kapal ini terbalik, wisatawan lainnya ketakutan dan mengalami trauma. Ditambah lagi saat itu memang lagi hujan deras. Sehingga mereka semua pun dievakuasi ke tempat yang aman," terangnya secara gamblang.
Selain itu, Ruvinus Bangun juga menyampaikan bahwa untuk ketiga korban yang meninggal dunia, sudah dievakuasi ke RSUD Pandan Tapanuli Tengah. Dari situ lalu diberangkatkan ke kampung halaman di Kisaran untuk diserahkan ke pihak keluarganya.
"Dengan ditemukannya seluruh korban, maka Operasi SAR diusulkan untuk ditutup dan seluruh unsur SAR kembali ke kesatuannya masing-masing," tandasnya. (saze/nt)