Notification

×

Iklan

Indonesia Peringkat 5 Jumlah Diabetes Terbanyak di Dunia, Sumut 249.519 Penderita

Sabtu, 01 Juni 2024 | 22:16 WIB Last Updated 2024-06-01T15:16:45Z

Pemeriksaan diabetes. (Foto: Ilustrasi)

ARN24.NEWS
– Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) penyebab kematian tertinggi di Indonesia.


Bahkan berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.


Sementara berdasarkan data 2019, penderita diabetes di Sumut ada 249.519 dengan sekitar 2,4 persen dari populasi usia produktif dan lanjut usia.


Guna menekan perkembangan PTM termasuk Diabetes Melitus yang kian mengkhawatirkan di Indonesia, PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar seminar dokter bersama klinisi dengan mengusung tema “Unlocking the Code: Genomic Insight for Clinicians” di 12 kota besar termasuk di Medan yang digelar pada Sabtu (1/6/2024) di Hotel Santika Dyandra Medan.


Hadir dalam seminar itu Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE., Prof. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK (K) dan Product & Research Support Manager, Dr. Rina Triana, M. Farm. Apt sebagai narasumber.


Dalam sesi tanya jawab dengan sejumlah awak media, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, mengatakan PTM diabetes melitus umumnya terjadi dikarenakan faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat.


"Jika risiko dari PTM diketahui lebih dini maka angka pengidap dan kematian dapat dikendalikan. Langkah pencegahan dapat diupayakan melalui pemeriksaan genomik yang berguna untuk memberikan informasi mengenai risiko penyakit seseorang berdasarkan profil genomik," katanya.


Senada, Prof. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK (K) menjelaskan dalam pencegahan dan terapi diabetes dengan memperhatikan hubungan kompleks antara nutrisi, genetika, dan respon individu terhadap makanan.


"Dengan memahami bagaimana pola makan yang tepat dapat memengaruhi aktivitas gen tertentu yang terkait dengan metabolisme gula darah, nutrigenomik memberikan dasar yang kuat untuk merancang strategi pencegahan yang spesifik dan terapi yang disesuaikan secara individual," timpalnya.


Dalam kesempatan ini, Product & Research Support Manager, Dr. Rina Triana, M. Farm. Apt, menjelaskan lebih jauh mengenai manfaat dari pemeriksaan genomik.


“Pemeriksaan genomik ditujukan untuk menilai risiko seseorang terhadap beberapa penyakit, misalnya CArisk yang memberikan informasi mengenai risiko terhadap beberapa jenis penyakit kanker dan DIArisk untuk melihat risiko seseorang terhadap diabetes," pungkasnya. (mbd/sh)