Notification

×

Iklan

Gali Kembali Masa Kejayaan Pakpak Bharat, Sekda Jalan Berutu Buka Festival Kopi di Siempat Rube

Jumat, 14 Juni 2024 | 20:59 WIB Last Updated 2024-06-14T13:59:06Z

ARN24.NEWS --
Sekretaris Daerah Pakpak Bharat, Jalan Berutu menghadiri acara Festival Kopi Pakpak Bharat 2.0 Tahun 2024 yang dilaksanakan di Kecamatan Siempat Rube, Jumat (14/6/2024). Festival Kopi Pakpak Bharat yang kedua kali ini dilaksanakan guna menggali kembali kejayaan kopi Pakpak yang pernah tersohor beberapa waktu silam.

"Terimakasih kepada semuanya, khususnya saudara Marolop Banurea yang telah menggagas acara ini. Nilai kopi yang melambung tinggi belakangan ini, mau tidak mau terus mendorong minat dan animo masyarakat Pakpak Bharat untuk bertani kopi," sebut Sekda Jalan Beruti. 

Dijelaskan, bahwa tanaman kopi terus mengalami peningkatan dari segi luasan. Namun dia berharap ahli-ahli tanaman kopi bisa mengedukasi masyarakat tentang bertani kopi yang baik. 

"Sehingga perluasan areal kopi juga diimbangi dengan peningkatan mutu dan kualitas kopi yang dihasilkan, disamping peningkatan kuantitas produksi kopi tentunya," tutur Jalan Berutu dalam sambutannya.

Festival Kopi Pakpak Bharat 2.0 Tahun 2024 ini diisi dengan seminar dan diskusi tenyang tanaman kopi dengan menghadirkan banyak ahli kopi.Di antaranya Walmanso Simbolon, seorang petani yang konsisten pada budidaya kopi sejak puluhan tahun lalu. 

Walmonso juga membudidayakan kopi dengan beragam varietas untuk dijual hasilnya dan dijadikan kopi bubuk kemasan. Dr Gunawan Djajakirana seorang pakar Ilmu Tanah di IPB University, Bogor-Indonesia. 

"Minat penelitian saya mencakup perubahan tanah, lahan gambut, emisi gas rumah kaca, siklus unsur hara, zeolit, dan zat humat," ungkapnya.

Tanaman kopi bagi masyarakat petani di Kabupaten Pakpak Bharat sejatinya bukanlah jenis tanaman baru. Hampir seluruh petani di Kabupaten ini memiliki tanaman ini, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi sendiri. 

Tanaman kopi sempat dikesampingkan oleh para petani, diganti dengan komoditas lain, dibiarkan terbengkalai disebabkan menurunnya nilai jual kopi selama beberapa waktu.

Belakangan ini, tanaman kopi kembali menjadi primadona seiring meningkatnya nilai jual kopi yang mau tidak mau mendorong kembali minat para petani untuk membangun kembali kejayaan kopi yang pernah tenar hingga mancanegara ini. (braniko cibro)