ARN24.NEWS -- Di bawah guyuran hujan deras, massa mahasiswa yang mengatasnamakan diri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas HKBP Nommensen Medan menggelar aksi demo di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara (Sumut), Kamis (29/2/2024).
Dalam aksinya, mereka mengkritisi terkait Pemilu 2024. Massa mahasiswa mengaku merasa prihatin terhadap kondisi demokrasi Indonesia.
Dengan memakai berbagai atribut, dan poster serta bendera merah putih, koordinator aksi Andro Siahaan bersama massa mahasiswa menilai ada sejumlah dugaan kecurangan Pemilu 2024, yakni pengerahan pejabat desa untuk mendukung salah satu pasangan calon Capres dan Cawapres lewat deklarasi desa bersatu yang digelar 17 Desember 2023.
Lalu, remaja di Sampang diduga coblos surat suara di luar TPS, dilakukan secara berkelompok. Dugaan kecurangan di Malaysia, KPU ungkap ada 1.972 surat suara dicoblos. Dugaan kecurangan Sirekap Pemilu 2024, dan Warga dilarang lihat penghitungan suara di TPS 033 Bandar Selamat, Medan Tembung serta Satpol Garut dukung salah satu paslon.
Massa mahasiswa menyampaikan, mahasiswa yang menjadi kontrol sosial di lingkungan masyarakat mendesak dugaan kecurangan selama Pemilu 2024 diusut tuntas.
Menurut para mahasiswa, apabila dibiarkan, kecurangan bakal menjadi panduan dan seolah dinormalisasi saat pemilihan Kepala Daerah Serentak Nasional 2024.
Selain itu, mereka menilai sentimen negatif yang muncul akibat dugaan kecurangan juga meningkatkan ketegangan sosial.
Menanggapi aksi demo tersebut, pihak KPU Sumut mendatangi massa mahasiswa untuk memberikan penjelasan.
Usai mendapat penjelasan dari pihak KPU Sumut, massa mahasiswa pun membubarkan diri secara teratur dengan pengawalan petugas kepolisian. (rfn)