Notification

×

Iklan

22 Februari, Sidang Perdana Perkara Suap Komisioner Bawaslu Medan Azlansyah Hasibuan

Kamis, 15 Februari 2024 | 20:46 WIB Last Updated 2024-02-15T13:46:40Z

Kedua terdakwa saat diserahkan bersama barang bukti dari penyidik ke pihak Kejari Medan. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Pengadilan Negeri (PN) Medan telah menunjuk formasi majelis hakim yang akan menyidangkan perkara suap (gratifikasi) terdakwa Azlansyah Hasibuan, salah seorang komisioner nonaktif Bawaslu Medan bersama rekannya, Fahmy Wahyudi Harahap.


“Iya, pimpinan telah menunjuk majelis hakim yang akan menyidangkan perkara tersebut. Pak Andriyansyah hakim ketuanya didampingi anggota majelis bu Sarma Siregar sama pak Edwar,” kata Humas II Soniady Sadarisman saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2024) sore.


Soni juga menegaskan, bahwa majelis hakimnya juga sudah menetapkan jadwal sidang perdana (pembacaan dakwaan oleh JPU) yakni pada, Kamis (22/2/2024) depan.


Diberitakan sebelumnya, tim JPU bidang Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan, Selasa (13/2/2024) lalu, telah melimpahkan perkara suap (gratifikasi) kedua terdakwa ke Pengadilan Tipikor Medan.


Terdakwa Azlansyah Hasibuan bersama rekannya, Fahmy Wahyudi Harahap (berkas terpisah) dijerat tindak pidana melakukan pemerasan terhadap salah seorang calon anggota DPRD Kota Medan periode 2024-2029 yang mengurus kelengkapan administratif persyaratan. 


Keduanya dijerat dengan Pasal 12 huruf e atau Pasal 11 UU No 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke l-1e KUHPidana.


Santer diberitakan sebelumnya, Azlansyah Hasibuan (32) dan Fahmy Wahyudi Harahap (29) terjerat operasi tangkap tangan (OTT) oleh Polda Sumut. Keduanya, diduga melakukan pemerasan terhadap salah seorang calon anggota DPRD Kota Medan periode 2024-2029 yang mengurus kelengkapan administratif persyaratan.


Selain mengamankan keduanya, polisi juga menyita barang bukti uang senilai Rp 25 juta. Uang yang diamankan dari kedua terdakwa adalah uang yang diminta dari salah satu calon legislatif Kota Medan yang tidak lulus verifikasi dan dinyatakan tidak terdaftar dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Komisi Pemilihan Umum Kota Medan.


Azlansyah Hasibuan diduga berperan sebagai orang yang meminta uang kepada korban. Sementara rekannya, Fahmy Wahyudi berperan sebagai perantara gratifikasi. (sh)