ARN24.NEWS -- Awalnya saat melakukan pengecekan dengan drone, PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) menyatakan terpantau aman. Namun setelah itu sejumlah warga mengalami mual dan muntah.
“PT SMGP melakukan penerbangan drone untuk melakukan pengecekan masyarakat radius 300 meter dan melakukan pengecekan melalui alat detector H2S dengan hasil 0 PPM atau aman, bersih dari H2S,” kata Kapolres Madina AKBP Arie Sofandi Paloh, Jumat (23/2/2024).
Lalu, Kamis (22/2/2024) sekira pukul 11.10 WIB, PT SMGP mulai melakukan pengujian sumur V-01 tersebut. Namun, saat proses pengujian itu, sekitar pukul 18.45 WIB hingga pukul 19.00 WIB, sejumlah warga mencium aroma busuk yang berasal dari aktivitas uji sumur.
Lalu, Kamis (22/2/2024) sekira pukul 11.10 WIB, PT SMGP mulai melakukan pengujian sumur V-01 tersebut. Namun, saat proses pengujian itu, sekitar pukul 18.45 WIB hingga pukul 19.00 WIB, sejumlah warga mencium aroma busuk yang berasal dari aktivitas uji sumur.
Alhasil, warga memutuskan turun menuju Simpang Pos Pemantau Gunung Sorik Marapi di Desa Sibanggor Tonga untuk evakuasi diri.
“Sekira pukul 19.10 WIB, masyarakat Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga merasakan aroma bau busuk semakin menyengat, sehingga membuat masyarakat yang berada di lokasi merasakan mual, muntah dan hingga tidak sadarkan diri, bersamaan pada kejadian evakuasi tersebut arus PLN di Desa Sibanggor mengalami padam listrik, sehingga membuat warga menjadi panik dan meminta bantuan mobil ambulans untuk melakukan evakuasi ke rumah sakit,” kata Arie.
Setelah ada warga yang menjadi korban, PT SMGP pun menghentikan aktivitas uji sumur itu sekitar pukul 19.15 WIB. Arie mengatakan pihaknya langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi warga. Setelah itu, para korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
“Polres Madina menurunkan regu bantuan untuk melakukan evakuasi terhadap korban yang mengalami muntah, mual dan pingsan di Desa Sibanggor Julu dan Tonga. Personel juga melakukan pengamanan dan pendataan terhadap korban evakuasi di rumah sakit serta mengimbau kepala desa melakukan penyisiran guna antisipasi adanya korban yang tidak terevakuasi di lokasi kejadian,” jelasnya.
Arie mengatakan sejauh ini sudah ada 101 warga yang menjadi korban keracunan gas itu. 101 orang itu masih berada di rumah sakit.
“Jumlah korban sementara yang dirawat baik di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina sebanyak 101 korban,” sebutnya.
Eks Kasubditaudit Ditpamobvit Polda Bengkulu itu mengatakan korban keracunan gas tersebut merupakan warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi. Sebanyak 46 orang dirawat di RSUD Panyabungan dan 55 orang di RS Permata Madina. Para korban ini terdiri dari usia 4 bulan hingga 84 tahun.
“Secara keseluruhan pasien yang berada di RSUD dan RS Permata Madina sudah mendapatkan perawatan medis,” tandasnya. (dtc/nt)