Notification

×

Iklan

Ngeri! Pesawat Timnas Gambia Kekurangan Oksigen di Udara

Sabtu, 13 Januari 2024 | 11:55 WIB Last Updated 2024-01-13T04:55:08Z

Timnas Gambia alami kejadian mengerikan di pesawat saat menuju Piala Afrika 2023. (Gambia Football Federation via AP)

ARN24.NEWS
– Kengerian dialami timnas Gambia yang hendak bertolak ke Piala Afrika 2023 di Pantai Gading, 13 Januari sampai 11 Februari 2024.

Pesawat sewaan yang ditumpangi timnas Gambia melakukan pendaratan darurat karena hilangnya tekanan di kabin kekurangan oksigen usai lepas landas, dikutip dari Athletic.


Gambia terbang melalui Banjul, ibu kota Gambia, menuju Yamoussoukro, Pantai Gading, Rabu (10/1/2024) waktu setempat. Sebelum bertolak ke Pantai Gading, Gambia lebih dulu menjalani pemusatan latihan di Arab Saudi.


Dalam laporan itu disampaikan, Federasi Sepak Bola Gambia (GFF) menyebut kru pesawat menemukan masalah dalam penerbangan mereka sembilan menit setelah lepas landas. Setelah masalah itu terkonfirmasi, timnas Gambia kembali mendarat di Banjul.


Air Cote d'Ivoire sebagai maskapai yang bertanggung jawab atas penerbangan itu sekaligus sponsor resmi transportasi Piala Afrika 2023 mengakui tekanan udara membuat pesawat memutar balik.


GFF juga menyampaikan seluruh orang dalam pesawat selamat dan dalam keadaan sehat. Akibat insiden tersebut, Gambia menjalani latihan di bawah lampu sorot di Stadion Kemerdekaan di Bakau, sebuah kota di sebelah barat Banjul.


Sementara dalam pemberitaan The Guardian, bek sayap Gambia yang juga mantan pemain Manchester United menceritakan kengerian saat insiden terjadi.


"Saat kami memasuki pesawat kecil yang disewa untuk menerbangkan kami, kami merasakan panas luar biasa yang membuat kami bercucuran keringat. Kru telah meyakinkan kami bahwa kondisi udara akan mulai menyala begitu kami berada di angkasa," kata Janko dalam unggahan di Instagram.


"Panas yang tidak manusiawi dan kekurangan oksigen menyebabkan banyak orang menderita sakit kepala parah dan pusing ekstrem. Selain itu, orang-orang mulai tertidur lelap beberapa menit setelah lepas landas," ucap Janko menambahkan.


Semakin tinggi pesawat terbang, Janko yang kini bermain untuk Young Boys mengatakan situasi di dalam kabin makin buruk.


"Saat berada di udara, situasinya menjadi lebih buruk, membuat pilot tidak punya pilihan lain selain melakukan pendaratan darurat di bandara Banjul sembilan menit setelah lepas landas, dan hal ini berhasil dilakukan. Jika bukan karena hal ini, dampaknya bisa jauh lebih buruk," tutur Janko.


Pelatih Gambia Tom Saintfiet mengatakan dia dan pemain sempat khawatir dengan nyawa mereka karena peristiwa mengerikan itu.


"Untungnya bagi kami, pilot mengenali masalahnya dan setelah sembilan menit di udara berbalik untuk mendarat lagi. Kami semua tertidur," kata Saintfiet. (cnn/sh)