Notification

×

Iklan

Mengabdi 45 Tahun di Gereja, Pendeta Ini Nyatakan Masuk Islam

Minggu, 07 Januari 2024 | 13:39 WIB Last Updated 2024-01-07T06:39:49Z

ARN24.NEWS --
Gould David, seorang pendeta yang sangat dihormati dalam komunitas Kristen Australia menyatakan telah memeluk Islam. Berita tentang perpindahan keyakinan Gould David dibagikan oleh sarjana terkenal Dr Muhammad Salah di akun Facebook Huda TV. 

Dalam unggahanya, Muhammad Salah mengatakan bahwa Gould David, adalah seorang bekas pendeta Kristen Ortodoks. “Setelah mengabdi selama 45 tahun di Gereja sebagai pendeta Australia yang 
dihormati, Gould David telah mengumumkan masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Abdul Rahman," tulis Dr Muhammad Salah di halaman Facebook resminya.

Gould David juga telah membuat halaman Facebook baru yang menampilkan nama barunya di profilnya dengan menuliskan “Dave Abdur Rahman Gould”. Di gambar profil di halaman FB tersebut Dave Abdur Rahman Gould menggunakan ilustrasi gambar Masjid Agung Sheikh Zayed, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) sebagai latar belakang.

“Mencari kedamaian Tuhan dan Al-Quran seumur hidup telah menunjukkan kepada saya bahwa kedamaian & kebenaran ada di tangan Allah SWT," tulisnya di Intro. Sebagian komunitas agama terpikat berita perjalanan ruhani Gould David karena mereka ingin tahu apa yang mendorongnya mengambil keputusan ini. 

Sebagai seorang pendeta, Gould David sangat dihormati di komunitas Kristen Australia. Bahkan banyak anak muda Kristen menaruh hormat padanya. Meski pun alasan pasti keputusan Gould David masih belum diketahui hingga laporan ini dibuat, dia telah sepenuhnya menganut ajaran Islam. Meski kebanyakan Muslim senang dengan keputusan ini dan menyatakan dukungannya, ada pula yang khawatir tentang dampak perpindahan agamanya terhadap masyarakat.

Dalam berbagai postingan di platform media sosial, menggambarkan kehidupannya Gould David, yang dulunya tinggal di Bedford Park, Australia Selatan, hingga menjadi pemimpin gereja.

“Gereja paroki tempat saya diberkati untuk mengabdi, dan tempat saya merasakan kehadiran Tuhan,” tulisnya dalam salah satu postingan pada 22 Januari 2022. “Mari kita berdoa untuk saudara-saudari kita di Yunani, mengingat semua orang yang dibaptis, menikah di gereja kita, dan mereka yang tertidur di dalam Kristus yang kenangannya harus kita pelihara,” tulisnya pada 24 Juni 2022.

Tiga bulan setelah tulisan terakhir itu, ia mengubah namanya menjadi Abdul Rahman, dan mengganti latar belakang akun Facebook-nya dengan gambar masjid dan Al-Quran. (hdy/nt)