Notification

×

Iklan

Menang 1 Putaran Bukan Cuma Ucapan, TKD Sumut: Ada Hitungan Rasional

Senin, 15 Januari 2024 | 22:29 WIB Last Updated 2024-01-15T15:29:06Z

Target kemenangan satu putaran yang diusung pasangan calon presiden nomor urut dua bukan hanya ucapan semata. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo - Gibran Sumut, Ade Jona Prasetyo mengungkapkan, target kemenangan satu putaran yang diusung pasangan calon presiden nomor urut dua bukan hanya ucapan semata. Target tersebut berdasarkan hitungan secara rasional. 


Target tersebut disampaikan setelah melihat elektabilitas pasangan dengan tagline gemoy itu yang terus meningkat. Bahkan, dari hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga, pasangan ini terus berada di atas para pesaing pesaingnya. 


Dominasi ini menjadi salah satu bukti dari bukti bukti lainnya target tersebut bukan sesuatu yang berlebihan. Pria yang juga maju sebagai calon legislatif DPR RI Dapil Sumut 1 nomor urut dua dari Gerindra itu juga menjelaskan, hasil survey dilakukan berbanding lurus dengan jumlah massa yang hadir dalam setiap kegiatan kampanye Prabowo - Gibran di berbagai daerah. 


Jumlah massa mencapai puluhan ribu, bahkan ratusan ribu. Ini menunjukkan popularitas Prabowo - Gibran menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan. 


"Ramainya massa yang hadir dalam setiap kampanye terbuka maupun hasil survey menandakan masyarakat semakin percaya dengan Prabowo-Gibran memimpin negara ini ke depan. Oleh sebab itu, Tim Kemenangan Prabowo-Gibran, terkhusus TKD Prabowo-Gibran Sumut akan memberikan dukungan terbaik untuk mendorong kemenangan pasangan ini," tegasnya. 


Apa yang disampaikan Jona juga dikuatkan dengan pernyataan Teddy Gusnaidi, selaku Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda. Melalui cuitannya di akun Twitter/X miliknya, memberikan penjelasan rasional terkait kemungkinan Prabowo-Gibran meraih kemenangan dalam satu putaran. 


Ada tiga alasan yang menjadi pertimbangannya. Pertama, modal suara. Modal suara Prabowo untuk Pemilu 2024 sekiranya dapat diidentifikasi dari suara pemilih pada Pemilu 2014 dan 2019. Selisih suara antara Prabowo dan Jokowi pada kedua pemilu tersebut tidak terlalu signifikan yang dimana sama-sama berjumlah cukup besar. 


Kedua, pergeseran suara pendukung dari Jokowi ke Prabowo. Dimana, perolehan suara Prabowo akan meningkatkan di Pilpres 2024. Munculnya Gibran sebagai pasangan calon wakil presiden setidaknya akan semakin memberikan keyakinan bagi pendukung Jokowi untuk memberikan suaranya pada Prabowo.


Ketiga, sosok kandidat lain akan mempengaruhi keputusan pemilih, terutama pemilih muda yang masih meraba-raba pilihan politik mereka. Dukungan dari para pemilih ini memperkuat posisi Prabowo.


Data menunjukkan bahwa pemilih Prabowo pada Pemilu 2014 mencapai 62 juta, meningkat menjadi 68 juta pada Pemilu 2019. Pada Pemilu 2024, mayoritas pemilih Jokowi beralih mendukung Prabowo seiring sikap berseberangan yang diambil salah satu kandidat lain terhadap Jokowi.


"Meski dalam posisi yang menguntungkan, Prabowo-Gibran menunjukkan sikap rendah hati dan fokus pada kampanye mereka. Mereka tidak terlalu percaya diri dan tetap berupaya keras untuk memenangkan pemilu presiden satu putaran," ungkapnya. (sh)