Tentara Israel dilaporkan menahan, menginterogasi, hingga menelanjangi dokter dan staf medis Rumah Sakit Al Awda di Jalur Gaza Palestina. Ilustrasi. (AFP/ISRAELI ARMY)
ARN24.NEWS – Tentara Israel dilaporkan menahan, menginterogasi, hingga menelanjangi dokter dan staf medis Rumah Sakit Al Awda di Jalur Gaza Palestina.
Insiden berlangsung kala agresi militer Israel makin membabi buta sejak gencatan senjata berakhir.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan salah satu yang ditahan termasuk Direktur RS Al Awda Ahmed Muhanna. Al Qudra menuturkan Muhanna saat ini ditahan oleh Israel di tempat yang tak diketahui.
Al Qudra juga melaporkan staf medis di rumah sakit yang terletak di kawasan kamp pengungsi Jabalia itu sampai ditelanjangi dan diinterogasi selama empat jam dalam "kondisi tidak manusiawi".
Setelah diinterogasi, para staf medis rumah sakit yang ditahan tak lama dibebaskan.
Dikutip Al Jazeera, Al Qudra meminta organisasi internasional segera turun tangan melindungi rumah sakit yang tengah menjadi target serangan Israel ini. Menurutnya, RS Al Awda terus dikepung bombardir Israel selama beberapa waktu terakhir.
Insiden berlangsung kala Israel kembali menyerang kamp pengungsi Jabalia pada Minggu (17/12/2023) hingga menewaskan 90 orang dan melukai 100 orang lainnya.
Sejak Israel meluncurkan agresi di Gaza merespons serbuan Hamas 7 Oktober lalu, sebanyak 18.800 orang tewas, dengan 70 persen korban mayoritas anak-anak dan perempuan.
Sejak gencatan senjata 7 hari berakhir 1 Desember lalu, agresi Israel semakin hari semakin brutal lantaran mulai menargetkan wilayah Selatan, terutama Khan Younis dan Rafah.
Wilayah selatan adalah kawasan yang dulunya diklaim Zionis sebagai tempat paling aman di Gaza, seiring dengan serbuannya dahulu di utara.
Wilayah selatan adalah kawasan yang dulunya diklaim Zionis sebagai tempat paling aman di Gaza, seiring dengan serbuannya dahulu di utara.
Bombardir di wilayah selatan ini pun tak ayal membuat situasi kemanusiaan di Gaza yang telah buruk semakin mengenaskan. Orang-orang kelaparan dan berebut air dan minuman untuk bisa bertahan hidup. (cnn/sh)