Aksi pelemparan botol dan batu oleh penonton Persiraja terhadap pemain dan ofisial PSMS di Stadion Harapan Bangsa Aceh. (Foto: dokumen)
ARN24.NEWS – Kericuhan berujung penyanderaan tim PSMS Medan oleh suporter pasca laga antara Persiraja Banda Aceh vs PSMS Medan, Sabtu (18/11/2023) malam lalu menyasar pada salah satu nama yang dianggap paling bertanggung jawab terkait insiden tersebut, yakni Presiden Klub Persiraja, Nazaruddin Dek Gam.
Nazaruddin Dek Gam, dinilai menjadi salah satu provokator hingga terjadinya aksi pelemparan terhadap tim PSMS Medan di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh tersebut.
Bukannya menenangkan massa yang anarkis, Dek Gam dinilai ikut menjadi provokator hingga Pembina PSMS Medan, Letjen (Purn) Edy Rahmayadi mendapatkan intimidasi dari suporter saat datang ke Stadion Harapan Bangsa.
Bahkan, oknum tersebut tidak berusaha untuk menenangkan massa yang anarkis sehingga tim PSMS tersandera di dalam stadion usai pertandingan selama 3 jam lebih.
Pemerhati Sepakbola, Hendra Sihaloho mengatakan, Nazaruddin Dek Gam harus meminta maaf kepada publik, termasuk kepada Edy Rahmayadi, gubernur Sumatera Utara ke-18 atas insiden yang terjadi di Stadion Harapan Bangsa.
Menurut Hendra, bukannya menenangkan massa yang anarkis, Dek Gam malah ikut memprovokasi massa sehingga bertindak lebih anarkis termasuk membentak Edy Rahmayadi.
"Dia sebagai Presiden Persiraja, harusnya menenangkan massa yang mulai anarkis, tapi malah dia memprovokasi massa yang dalam kondisi mulai beringas," ujar Hendra, Kamis (23/11/2023).
Seperti diketahui, pada rekaman video amatir yang beredar di dunia maya, pasca laga Persiraja vs PSMS, terlihat Edy Rahmayadi menyesalkan tidak adanya panitia pelaksana pertandingan yang bertanggungjawab terkait kericuhan itu.
Namun, bukannya menyanggupi, orang yang diduga Nazaruddin Dek Gam terdengar membalasnya dengan lantang dengan mengatakan 'orang yang tidak berkepentingan silahkan keluar'.
Menurut Hendra, Dek Gam harus meminta maaf kepada Edy Rahmayadi, dengan datang mendampingi tim Persiraja yang akan bertanding menghadapi Sada Sumut FC di Stadion H Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Sabtu (25/11/2023) sore.
"Dek Gam harus meminta maaf kepada pak Edy Rahmayadi, karena perlakuan dia terhadap pak Edy di Stadion Harapan Bangsa keterlaluan. Seorang mantan panglima TNI dan Gubernur Sumut ke-18 dia kasari. Padahal pak Edy datang ke stadion dengan tenang, mencoba meredakan massa yang emosional, tapi dia malah menyuruh pak Edy keluar dari stadion, kasar," ucapnya.
"Dek Gam harus datang mendampingi Persiraja saat bertanding dengan Sada Sumut FC di Stadion Baharoeddin Siregar seperti halnya pak Edy yang datang ke Banda Aceh mendampingi PSMS Medan, kalau dia memang kesatria. Jangan takut kendati kemungkinan apa yang dia lakukan di Banda Aceh sana dibalas di sini. Kalau tak datang berarti dia pengecut. Jangan hanya berani di kandang, datang lah ke Sumatera Utara dampingi Persiraja," ungkapnya.
Sementara itu, Hendra juga mendesak PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, menjatuhkan sanksi kepada Nazaruddin Dek Gam dan Wakil Presiden Persiraja, Yudi Cot Ara, lantaran dinilai memprovokasi sehingga massa berlaku anarkistis terhadap tim PSMS Medan
"Sampai sekarang belum ada sanksi untuk kedua orang ini, Dek Gam dan Yudi Cot Ara. Kami mendesak agar PT LIB dan Komdis PSSI menjatuhkan saksi sehinggga berefek jera bagi keduanya agar tak terjadi lagi hal-hal seperti ini di masa mendatang," ungkapnya. (sh)