Notification

×

Iklan

KA Sribilah Utama Libas Bocah SD di Kisaran

Rabu, 13 September 2023 | 20:31 WIB Last Updated 2023-09-13T13:31:22Z

ARN24.NEWS --
Nahas! Seorang murid sekolah dasar (SD) di Kisaran, Kabupaten Asahan tewas. Pun tubuhnya masih utuh, namun akibat hantaman kereta api hingga terpental beberapa sekitar 15 meter dari lokasi kejadian. Sang bocah langsung meninggal di tempat. 

Rabu (13/9/2023) sekira pukul 10.27 WIB, merupakan hari terakhir Fianda Simanjuntak melihat dunia fana ini. Pasalnya, siswi kelas I SD Negeri 010087 Kisaran, itu menghadap Tuhan setelah disambar kereta api Sribilah Utama jurusan Rantauprapat-Medan. Sedangkan kejadian di Jalan Pelita, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan. 

Keterangan diperoleh, korban yang masih berusia 7 tahun tersebut setiap pagi melintasi lokasi kejadian untuk berangkat ke sekolah. Bahkan tak ada tanda-tanda sebelumnya hingga korban meninggalkan keluarga tersayang untuk selamanya. Nah, setelah proses belajar mengajar di SD Negeri 010087 Kisaran itu usai, kemudian korban beranjak dari tempat mereka menuntut ilmu. 

Ya, baik korban dan teman sebanterannya pulang dari sekolah dengan jalan beriringan. Apalagi hampir seluruh siswa di sekolah dasar tersebut merupakan warga setempat. Ketika para sahabatnya menyeberang dengan melintasi rel kereta api tersebut, rupanya korban tak turut serta bersama. Korban masih tenang berjalan sendiri di perlintasan rel Jalan Pelita, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan. 

Korban diketahui kerap melintasi rel kereta api karena jarak rumah ke sekolah yang tidak terlalu jauh dan setiap hari ia melintasi rel kereta api. Asri, saksi mata pada peristiwa itu menyebut korban diduga tidak mendengar suara kereta yang lewat saat hendak menyeberang sendirian.

“Saya lihat dia menyeberang waktu kereta sudah dekat. Saya pikir aman lah tapi saya ada perasaan gak enak. Saya cek rupanya tasnya sudah terlempar, posisinya badannya telungkup,” ujarnya.

Usai tertabrak kereta, kondisi korban masih utuh dan hanya mengalami luka di bagian kepala. 
Menurut Tri Rohmad Hidayanto, komandan regu polisi khusus kereta api (Polsuska) mengakui bahwa korban baru pulang sekolah menuju ke rumahnya. 

"Dia dari sekolah, jalan di tengah rel kereta, kereta api sudah berulang kali memberikan klakson dan anak itu juga udah minggir ke pinggir. Namun, karena kurang menepi, anak tersebut terseret oleh kereta," ujar Rohmad.

Lanjutnya, korban meninggal dunia di tempat dengan luka parah pada bagian kepala dan patah tulang tangan. "Korban sudah dilarikan ke rumah sakit Setio Husodo, kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit umum daerah(RSUD) Kisaran," sebut Rohmad. 

Kata Rohmad, pihaknya sudah memberikan himbauan kepada masyarakat baik dengan spanduk maupun dengan menggunakan pendekatan masyarakat.

"Imbauan ke masyarakat sudah kami lakukan, kami selalu mensosialisasikan tentang bahayanya bermain di perlintasan kereta api, sepanduk juga sudah kami pasang untuk menghindari terjadinya kecelakaan kereta," ungkapnya. (mtr/nt)