Notification

×

Iklan

Pahlawan Nasional Indonesia Asal Sumatera Utara

Kamis, 10 Agustus 2023 | 11:43 WIB Last Updated 2023-08-10T04:44:24Z

ARN24.NEWS --
Hari Ulang Tahun Indonesia (HUT) ke-78 RI hampir tiba sebentar lagi. Hal itu menandai peringatan sejak Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam memperjuangkan kemerdekaan, ada nama tokoh Tanah Batak yang berperan. Berikut penjelasan dilansir dari buku berjudul "Mengenal Para Pahlawan Nasional dari Sumatera Utara".

1. Sisingamangaraja XII
· Nama asli: Patuan Besar Ompu Pulo Batu
· Lahir: Bakkara, 17 Juni 1849
· Wafat: 17 Juni 1907

Sisingamangaraja dipercaya sebagai raja orang Toba yang mendiami wilayah atau daerah pinggiran Danau Toba di Bakkara. Sisingamangaraja XII sendiri sering dikenal dengan tokoh magis padahal juga merupakan sosok pemimpin historis.

Hubungan Sisingamangaraja XII dan kesultanan Aceh terjalin baik yang dibuktikan dengan dikirimnya laskar Aceh ke wilayah Silindung oleh Sultan Aceh. Hal tersebut untuk melakukan perdamaian terhadap pertikaian antar sesama raja huta di Samosir.

Dari berbagai pertempuran, Sisingamangaraja XII turut mempertahankan kedaulatan bangsa agar tidak jatuh ke tangan kolonial Belanda. Sisingamangaraja XII terkenal anti perbudakan, anti penindasan, dan menghargai kemerdekaan karena jiwa pemersatunya.

2. Ferdinand Lumbantobing (F.L. Tobing)
· Nama lengkap: dr. Ferdinand Lumbantobing
· Lahir: Sibolga, 19 Februari 1899
· Wafat: Jakarta, 7 Oktober 1962

dr. Ferdinand Lumbantobing adalah seorang pahlawan yang datang dari kalangan dokter. F.L. Tobing belajar ilmu kedokteran dj Jakarta dan setelahnya mengabdikan diri menjadi dokter di Kalimantan.

Karier F.L. Tobing menjadi dokter bertugas melayani kesehatan masyarakat pada umumnya. F.L. Tobing awalnya dipekerjakan pemerintah Hindia Belanda di Batavia dan dipindahkan ke Kalimantan Timur lalu terakhir bertugas di Surabaya.

Pada 19 Desember 1948, pasukan Belanda melakukan Agresi Militer kedua untuk menggempur Indonesia. Oleh karena itu, dibentuklah Pemerintah Darurat dengan F.L. Tobing sebagai pemimpin daerah militer wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan.

F.L. Tobing memiliki kecintaan atas kemerdekaannya, ditambah dengan pendirian yang teguh, tegas dan tak mudah digertak. Turun di barisan depan dan memimpin perjuangan gerilya di hutan adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai pemimpin militer.

3. K.H. Zainul Arifin
· Nama lengkap: Kiai Haji Zainul Arifin
· Lahir: Barus, 2 September 1909
· Wafat: Jakarta, 2 Maret 1963

Zainul Arifin merupakan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Selama pendudukan militer Jepang, Zainul Arifin ikut serta mewakili Nahdlatul Ulama dalam kepengurusan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) dan terlibat pembentukan Hizbullah.

Pada saat Perang Asia Pasifik semakin memanas, Zainul Arifin selaku Panglima Hizbullah mengkoordinasi pelatihan militer di Cibarusa, dekat Kota Bogor. Berkat usaha gigih para pejuang, kemerdekaan Indonesia pun diproklamasikan.

Sejak itu, Zainul Arifin langsung duduk dalam Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP) yang menjadi embrio lembaga legislatif MPR/DPR. Zainul Arifin aktif di parlemen mewakili partai Masyumi dan partai Nahdlatul Ulama hingga wafat.

4. Amir Hamzah
· Nama lengkap: Tengku Amir Hamzah Gelar Tengku Pangeran Indera Putera
· Lahir: Langkat, 28 Februari 1911
· Wafat: Langkat, 20 Maret 1946

Perasaan kebangsaan Amir Hamzah mulai tumbuh dan berkembang sejak menempuh pendidikan di Pulau Jawa. Perasaan serta semangatnya semakin membara ketika pada tahun 1924, suhu udara pergerakan kebangsaan Indonesia terus meningkat.

Amir Hamzah sangat tekun belajar dan mulai menceburkan diri dalam pergerakan pemuda yaitu Jong Sumatranen Bond. Pada tanggal 28 Oktober 1928, terjadi peristiwa penting Sumpah Pemuda.

Sebagai salah seorang pemuda yang mencetuskan bahasa Melayu menjadi embrio bahasa Indonesia, Amir Hamzah ikut aktif dalam pembentukan Hari Sumpah Pemuda. Amir Hamzah juga ikut mempelopori persiapan Kongres I Indonesia Muda se-Indonesia.

5. Adam Malik
· Nama lengkap: Haji Adam Malik
· Lahir: Pematang Siantar, 22 Juli 1917
· Wafat: Bandung, 5 September 1984

Perjuangannya selama zaman pemerintahan kolonial Belanda dan zaman Jepang berperan penting dalam membesarkan nama Indonesia. Dalam pertemuan tanggal 19 Agustus 1945, Adam Malik membacakan dekrit.

Tujuan pembacaan dekrit untuk menyatakan bahwa Republik Indonesia yang telah merdeka perlu melahirkan tentara keamanan untuk menghadapi perlawanan musuh. Maka dari itu, semua bekas anggota PETA dan Heiho menjadi tentara republik.

Pada tanggal 22 Agustus 1945, Adam Malik memimpin rapat yang dihadiri oleh anggota PPKI beserta seluruh lapisan masyarakat. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik terpilih menjadi Ketua III Komite Nasional Pusat (KNIP).

6. A.H. Nasution
· Nama lengkap: Jenderal Besar TNI Kehormatan Abdul Haris Nasution
· Lahir: Kotanopan, 3 Desember 1918
· Wafat: Jakarta, 6 Desember 2000

A.H. Nasution adalah salah satu pahlawan Sumatera Utara yang merupakan seorang militer dan pemikir. Perlawanan antara tentara Jepang dan Belanda terjadi pada tahun 1942 di Surabaya, Nasution pun tergabung ke dalam kesatuan militer Belanda.

Kedatangan Jepang dengan segala propagandanya merupakan mimpi buruk bagi bangsa Indonesia. Namun, pada tahun 1945 dipukul mundur oleh sekutu setelah 2 kota besar di Jepang dibom atom.

Badan Keamanan Rakyat (BKR) pun dibentuk setelah kemerdekaan RI dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk tanggal 5 Oktober 1945. Nasution lalu ditunjuk menjadi Kepala Staf Komandemen Jawa Barat yang bermarkas di Tasikmalaya.

7. Kiras Bangun
· Nama lengkap: Kiras Bangun
· Lahir: Sumatera Utara, tahun 1852
· Wafat: 22 Oktober 1942

Pahlawan bernama Kiras Bangun yang berasal dari Tanah Karo diberi julukan Garamata. Kiras Bangun terlibat dalam Perang Sunggal di daerah Deli yang dipimpin oleh Datuk Sunggal dan mendapat bantuan dari Nabung Surbakti.

Pada akhirnya, Belanda berhasil menguasai daerah Langkat dan mengusir penduduknya tahun 1889. Kiras Bangun pun marah dan berinisiatif membantu menangani perlawanan serta membawa pasukannya turun dari gunung.

Di tahun 1896, atas persetujuan Kiras Bangun dan Pa Dumange dari Batu Karang, rakyat dari Teli Kuru atau Karo Gunung di bawah pimpinan Sibayak Pa Mbelgah dan Pa Kerung dari Lingga menyerang pos-pos Belanda di Deli Dusun.

8. Teuku Muhammad Hasan
· Nama lengkap: M. Teuku Mohammad Hasan
· Lahir: Sigli, 4 April 1906
· Wafat: Jakarta, 21 September 1977

Teuku Mohammad Hasan merupakan salah seorang pendiri Republik Indonesia asal Aceh. Ada berbagai jabatan penting yang dipegang, seperti dari menteri sampai komisaris negara. Banyak jasanya dalam mengantarkan kemerdekaan hingga meletakkan dasar ideologi bangsa. 

Tak hanya publik Sumatera Utara tetapi juga tokoh kebanggaan Aceh dan Sumatera. Setelah kemerdekaan, Teuku M. Hasan menjadi Gubernur Sumatera Utara.

9. D.I. Panjaitan
· Nama lengkap: Letjen TNI (Anumerta) Donald Isac Pandjaitan
· Lahir: Tapanuli, 19 Juni 1925
· Wafat: Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965

Dikenal sebagai Pahlawan Revolusi, sosok D.I. Panjaitan lekat dengan kejadian kelabu bagi bangsa Indonesia. Saat itu, terjadi kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September. Tujuannya untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan komunisme.

Setelah proklamasi kemerdekaan RI, D.I. Panjaitan menerima ajakan Hassan Basri yang menjabat sebagai komandan BKR Riau untuk mengumpulkan para militer pribumi yang tergabung dalam Peta, Heiho, Gyugun, dan Kaigun.

D.I. Panjaitan beberapa kali dipercayakan menjadi tokoh atau pejabat penting dalam perjalanan kariernya. Hingga pada tanggal 30 September 1965, gerombolan orang memasuki rumah D.I. Panjaitan dan menembaknya tepat di kepala.

10. T.B. Simatupang
· Nama lengkap: Letjen (Purnawirawan) Tahi Bonar Simatupang
· Lahir: Sidikalang, 28 Januari 1920
· Wafat: Jakarta, 1 Januari 1990

Perjalanan militer T.B. Simatupang berawal saat pemerintah Belanda membuka kesempatan pendidikan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Hindia Belanda. Simatupang diterima sebagai kadet taruna bersama sedikit warga pribumi lainnya.

Simatupang sendiri adalah satu-satunya pemuda Sumatera yang pertama kali masuk Akademi Militer Belanda. Bukan karena dorongan hasrat profesi militer melainkan Simatupang merasa bahwa harus ada calon pemilihan senat dari Indonesia. (dtc/nt)