Azrai Anggota KONI Kecamatan Medan Amplas. (Foto: Istimewa) |
ARN24.NEWS -- Ratusan juta pasang mata pecinta sepakbola akan tertuju ke Stadion Olimpiade Ataturk, Turki pada Minggu (11/6/2023) sekira pukul 02.00 WIB. Dini hari itu perebutan juara kasta tertinggi liga Eropa. Ya, si Kuping Besar menjadi pamungkas pertarungan dua negara fanatik kulit bundar.
Yakni Manchester City versus Inter Milan. Man City merupakan perwakilan negeri Britania Raya (Inggris-red), sedangkan Inter Milan dari negeri Pizza, Italia. Pun hingga tiga hari jelang partai Final ini, sekira 75 persen menjagokan Man City merengkuh juara, tapi beda apa yang diprediksi Azrai selaku anggota KONI Kecamatan Medan Amplas ini.
Pria yang aktif di organisasi ini menyebut bahwa dirinya keukeh kepada Inter Milan. Pasalnya, Nerrazuri begitu termotivasi memegang piala supremasi terbaik di ranah Eropa untuk keempat kalinya. Apalagi sedari awal perjuangan Inter Milan di bawah asuhan Simeone Inzaghi sempat terseok menjalani musim liga Champions 2022/2023 ini.
"Mereka (Inter Milan-red) penuh pengalaman dari awal-awal perjalanan yang terseok-seok. Untuk itu Simeone Inzanghi telah mempelajari segala hal sehingga saya yakin Lautaro Martinez dkk mengankat tropi si Kuping Besar tahun ini," tuturnya, Kamis (8/6/2023).
Mengemas formasi 3-5-2 dengan ujung tombak Edin Dzeko dan Lautaro Martinez, Azrai yang juga Kordiv HPPH Panwaslu Kecamatan Medan Amplas mengakui tangan dingin Inzaghi.
Anggota Karang Taruna Medan Amplas ini menilai Inzaghi mampu mengemas skuad dengan kolaborasi pemain senior dan junior di timnya saat ini.
"Siapa yang tak kenal Edin Dzeko? Pemain gaek, tapi kok masih dipakai Inzahgi sebagai starter. Ini kan sedikit aneh, tapi itulah seorang Inzaghi yang tak mudah diprediksi orang. Edin Dzeko itu modal berharga bagi Inzaghi dengan pengalamannya. Sedangkan Lautaro Martinez penyerang yang pantang dikasi bola, langsung melesakkan ke gawang," tutur laki berperawakan loyalis ini.
Di posisi penjaga gawang ada Andre Onana yang selama ini tak tergantikan. Bersama Matteo Darmian, Francesco Acerbi dan Alessandro Bastoni, jala Inter Milan sulit untuk dibobol lawan. Di lini tengah ada Nicolo Barella, Hakan Calhanoglu serta Marcelo Brozovic, kerap membuat musuh keteteran saat memberi umpan.
"Banyak yang meremehkan Inter Milan di musim (2022/2023) ini. Tapi, itu tadi melihat sepak terjang mereka, saya selaku pecinta bola tetap meyakini kans juara ada di kubu Inter Milan. Bukan artinya saya mengenyampingkan Manchester City yang musim ini begitu cemerlang," imbuh Azrai.
Diketahui, Inter total sudah lolos ke final UCL 6 kali termasuk tahun ini. Sejarah cukup berpengaruh dalam laga final Liga Champions.
Valencia pernah memberi kejutan dengan 2 kali lolos ke partai puncak UCL pada 2000 dan 2001, tetapi secara beruntun dikandaskan Real Madrid dan Bayern Munchen. PSG yang tidak punya pengalaman di final UCL, terhempas oleh Bayern Munchen pada 2020.
Sedangkan bagi Manchester City ini adalah pertaruhan besar. Sejak dikuasai oleh Abu Dhabi United Group pada 2008, The Citizens sudah kaya gelar domestik. Termasuk tahun ini ketika mereka bisa menyabet gelar Liga Inggris untuk kelima kalinya dalam 7 tahun era Pep Guardiola.
Namun, trofi Eropa yang sudah lama kosong, terutama UCL, masih menghantui kubu The Citizens. Jika bisa juara Liga Champions tahun ini, Manchester City tidak hanya memuaskan rasa penasaran mereka akan trofi tertinggi klub Eropa. The Citizens juga akan menyamai rekor Manchester United pada 1999 ketika meraih treble winners juara EPL, UCL, dan FA Cup.
"Untuk skor, setidaknya Inter Milan 2-1 atas Manchester City," tandasnya. (saze)