ARN24.NEWS -- Perlahan mulai terungkap penyebab kematian almarhumah Mahira Dinabila. Mahasiswi jurusan Sosiologi Fisip Universitas Sumatera Utara (USU) ditemukan meninggal dunia di rumahnya di komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas pada awal Mei lalu. Dugaan bunuh diri jadi tudingan sementara sebagaimana dikatakan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, Rabu (14/6/2023).
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bukti pemesanan racun potasium dari Bogor melalui salah satu aplikasi jasa pengiriman barang online. "Jadi korban memesan racun potasium itu lewat hapenya. Dan memang yang memesan korban langsung," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda
Bahkan, katanya, pihaknya telah berkoordinasi soal pengiriman racun potasium di Bogor. Setelah dicek, ya memang benar bahwa penyidik memiliki bukti pengirimnya dari Bogor untuk dikirim ke almarhumah.
“Yang dipesan racun potas. Alat untuk membantu racun itu, ada teh manis. Jadi dicampur ke teh manis, lalu diminumnya. Kira-kira begitu,” ungkapnya.
Mantan Dirlantas Polda Sumatera Utara itu menyebutkan, hingga saat ini penyidik masih menunggu keterangan tertulis dari bagian Laboratorium Forensik Polda Sumut dan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk hasil otopsi dan lainnya.
“Semua ini harus dibuktikan secara ilmiah. Polrestabes Medan sudah berkoordinasi dengan Labfor, mudah-mudahan dalam waktu 1 dan 2 hari ke depan sudah ada keterangan tertulisnya,” terangnya.
Dikatakan Valentino, dalam proses otopsi, ada jaringan bagian tubuh yang diambil dan prosesnya harus dibekukan. Ada pun untuk menunjukkan penyebab pasti kematian korban, harus secara ilmiah oleh Labfor dan ini masih ditunggu.
Dikatakan Valentino, dalam proses otopsi, ada jaringan bagian tubuh yang diambil dan prosesnya harus dibekukan. Ada pun untuk menunjukkan penyebab pasti kematian korban, harus secara ilmiah oleh Labfor dan ini masih ditunggu.
“Setelah dibekukan dan dicek, memang kandungannya seperti yang kita duga (bunuh diri),” sebutnya.
Disinggung dilaporkan ayah angkat Mahira oleh pihak keluarga ke Polrestabes Medan karena dugaan pemalsuan surat ahli waris, Valentino mengaku, masih ditelusuri.
Disinggung dilaporkan ayah angkat Mahira oleh pihak keluarga ke Polrestabes Medan karena dugaan pemalsuan surat ahli waris, Valentino mengaku, masih ditelusuri.
“Kalau soal itu masih kita lidik lah ya,” pungkasnya. Sebelumnya, Mahira ditemukan tewas di rumah orang tua angkatnya di komplek Rivera. Mayat Mahira ditemukan dalam kondisi mengenaskan, pada Rabu (3/5/2023) lalu.
Pihak keluarga pun kemudian meminta Kepolisian melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Mahira. Namun, hingga saat ini hasil otopsi itu belum keluar. Dan Sabtu kemarin, polisi melakukan pembongkaran makam korban untuk kebutuhan penyelidikan dan mengungkap penyebab kematian korban.
Melalui pembongkaran makam ini, keluarga korban berharap polisi dapat mengungkap penyebab kematian korban. Di lokasi, petugas dari Dokpol Polda Sumut, serta Laboratoirum Forensik (Labfor), terlihat sibuk melakukan proses ekshumasi tersebut.
"Sudah ada 16 orang yang diperiksa sebagai saksi, termasuk ayah angkat korban. Tim penyidik terus bekerja untuk mengungkap kematian korban, dan menunggu hasil dari penyelidikan yang dilakukan labfor," terang Valentino.
Penemuan jasad korban, berawal dari teman korban yang menghubungi pihak keluarga karena korban tidak pernah kuliah padahal waktu itu sedang ada ujian.
Merasa curiga, keluarga korban langsung mendatangi rumah tempat korban tinggal, dan mendapati korban sudah tewas. Saat ditemukan, kondisi jenazah korban sangat memilukan, karena sudah membusuk dengan kepala tinggal tengkorak, serta rambut terbakar.
Atas kematian korban tersebut, keluarga korban langsung melaporkan ke polisi karena banyak menemukan kejanggalan pada jenazah korban, dan menduga korban tewas dibunuh.
Komunikasi terakhir korban dengan keluarganya, terjadi pada 23 April 2023. Setelah itu, ponsel korban sudah tidak dapat dihubungi lagi, hingga ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di rumah orang tua angkatnya. (saze/edt)