Gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah. (AP/Francisco Seco)
Gempa terjadi pada Senin (6/2/2023) sebanyak dua kali. Gempa pertama terjadi selama 65 detik, sedangkan gempa kedua berlangsung selama 45 detik.
"Energi yang dibebaskan oleh dua gempa itu sama dengan energi 500 bom nuklir," kata Manajer Umum Pengurangan Risiko AFAD Orhan Tatar, dikutip RT, Minggu (12/2/2023).
Tatar menambahkan sebanyak lebih dari 2.000 gempa susulan terjadi sepanjang minggu ini dan masih terus berlanjut.
Sementara itu, korban tewas gempa dahsyat di Turki dan Suriah tembus 28 ribu orang per Sabtu (11/2/2023). Angka itu diketahui berdasarkan informasi yang dilansir dari CNN pada Minggu (12/2/2023) pagi WIB.
Meski demikian, Ketua Penanggulangan Bencana PBB, Martin Griffith, memperkirakan korban tewas bisa dua kali lipat dari angka tersebut.
Perkiraan Griffith itu didasarkan pada kehancuran parah sejumlah area terdampak gempa di Turki dan Suriah yang disebut seluas negara Prancis.
Jika mengacu pada jumlah terakhir korban tewas gempa Turki dan Suriah per Sabtu (11/2/2023), prediksi Griffith untuk korban meninggal dunia akibat gempa dahsyat tersebut bisa tembus 56 ribu.
PBB menyebut setidaknya ada sekitar 870 ribu orang memerlukan makanan hangat di Turki dan Suriah. Sementara itu, di Suriah, hingga 5,3 juta orang kemungkinan telah kehilangan tempat tinggal.
Di Suriah, bantuan lambat tiba. Padahal di sana sistem kesehatan rusak sebab konflik bertahun-tahun dan sebagian negara berada di bawah kendali pemberontak. (fby/dzu)