Ke-delapan bintara muda dari Dit Samapta Podasu yang melakukan penganiayaan dan kini sudah ditempatkan khusus di Polrestabes Medan. (Foto: Istimewa) |
ARN24.NEWS – Insiden yang terjadi di RS Bandung Jalan Mistar Medan pada Minggu (6/11/2022) pagi yang dilakukan bintara muda, telah diambil tindakan tegas dengan melakukan pemeriksaan dan menempatkan di tempat khusus terhadap 8 anggota Dit Samapta Poldasu oleh Polrestabes Medan.
Namun Kabid Humas Poldasu Kombes Hadi Wahyudi membantah penyerangan yang dituduhkan kepada Bintara muda Polri itu.
"Tidak ada penyerangan, yang ada penganiayaan terhadap sekuriti dan nakes (tenaga kesehatan) RS Bandung," ujar Kombes Hadi Wahyudi di grup WhatsApp, Senin (7/11/2022) malam.
Menurut Hadi, konotasinya penyerangan tentu ada yang dirusak. Sementara yang terjadi hanya penganiayaan.
"Tidak ada yang dirusak. Murni penganiayaan dan Bintara muda itu sedang dilakukan di tempat khusus Polrestabes Medan," katanya.
Juru bicara Poldasu itu mengkronologiskan, Bripda Tito diajak pacarnya dugem ke salah satu hiburan malam. Di tempat hiburan malam itu dia mendapati pacarnya bersama dua temannya. Mereka pun minum hingga mabuk.
Dalam keadaan mabuk, mereka semua beranjak ke Hotel OYO di Jalan Gajah Mada Medan. Di Hotel Oyo itu, Bripda Tito satu kamar dengan pacarnya. Sementara itu, dua teman perempuan pacar Bripda Tito berada di kamar sebelah.
Lantaran kedua wanita itu dalam kondisi mabuk, Tito kemudian mengunci pintu kamar dari luar. Namun, kedua wanita itu merasa disekap, lalu menghubungi temannya bernama Brema, yang merupakan sekuriti di RS Bandung.
Brema dan seorang temannya setiba di hotel Oyo sempat ribut dengan Bripda Tito.
"Bripda Tito merasa tersinggung karena Brema mengatakan, “Sudahlah lae sama-sama sekuritinya kita," ujar Hadi.
Bripda Tito mengetahui kalau Brema merupakan sekuriti di RS Bandung tatkala mereka bertengkar mulut.
"Setelah Brema dan wanita temannya itu keluar dari hotel lalu Bripda Tito menghubungi teman-temannya satu angkatan. Merekapun menuju RS Bandung di Jalan Mistar," jelas Hadi.
Juru bicara Poldasu itu kembali mengatakan, ketika Bripda Tito dan teman-temannya tiba di RS Bandung melihat Brema sedang berdiri di depan rumah sakit tersebut
"Di situ sempat terjadi pengaiayaan hingga mengakibatkan Brema dan seorang perawat mengalami luka. Itu kejadiannya sekitar pukul 05.00 WIB," sebutnya.
Setelah kejadian itu, sambung Hadi, Bripda Tito dan teman-temannya pulang.
"Rupanya, Bripda Tito kembali memanggil teman-temannya sekitar 7 orang lalu mereka kembali mendatangi RS Bandung. Ketika mereka berusaha masuk ke dalam rumah sakit dihalangi warga," ujar Hadi lagi.
Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, tak lama setelah kejadian, dirinya bersama Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda tiba di lokasi.
"Kasat Reskrim Polrestabes Medan bersama anggotanya langsung mengamankan CCTV di rumah sakit tersebut untuk mengetahui benar tidaknya pelaku anggota Polri sebagaimana yang disampaikan pihak rumah sakit. Ternyata, setelah diidentifikasi, benar kalau pelaku bintara muda dari Dit Samapta Podasu," jelasnya.
Diapun mengaku para bintara muda yang berjumlah 8 orang sudah diamankan dan dalam pemeriksaan di Polrestabes Medan.
"Usai diperiksa, mereka sudah dilakukan di tempat khusus," imbuhnya tanpa menyebut identitas anggota polisi tersebut.
Kabid Humas mengakui akibat kejadian itu pihak RS Bandung telah membuat laporan polisi.
"Laporan akan tetap kita tindak lanjuti. Proses Propam sedang berjalan," tegas Hadi, dan memastikan Bripda Tito merasa tidak senang karena disebut sekuriti.
Sementara itu, informasi diperoleh, bintara muda yang melakukan penganiayaan adalah Bripda Tito IT, Bripda MFAD, Bripda DS, Bripda AS, Bripda JH, Bripda YN, Bripda AP, Bripda IS, Bripda ARP dan Bripda Pat.
Sementara ketiga wanita yang disebut-sebut mahasiswi salah satu PTN di Medan berinisial Deb, AJT dan It. (sh)