ARN24.NEWS -- Akademisi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Riska Rian Fauziah PhD memaparkan beberapa tips tentang cara aman mengonsumsi daging kurban di tengah maraknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.
"Mengonsumsi daging dan susu sapi di tengah mewabahnya PMK itu aman, meskipun dari ternak yang terinfeksi PMK, selama proses memasaknya sudah benar," katanya dalam keterangan tertulis, kemarin.
Ia mengatakan, pada umumnya masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah Muslim melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih sapi, kambing atau domba pada Hari raya Idul Adha.
"Virus akan mati pada suhu 70 derajat celcius. Apabila membeli daging atau mendapat pembagian daging kurban, sebaiknya daging langsung direbus tanpa dicuci dulu hingga mendidih selama 15 menit (pre-heating) dan plastik/pembungkus disiram dengan detergen terlebih dahulu sebelum dibuang," katanya.
Riska menjelaskan, daging yang telah dilakukan pre-heating bisa dicuci dan diolah sesuai selera. Jika ternak yang disembelih terinfeksi PMK sebaiknya bagian kaki dan mulut (cingur) tidak dikonsumsi, sebelum dibuang dibakar terlebih dahulu agar virusnya mati dan tidak menyebar ke lingkungan.
Anggota Kelompok Riset Pangan ASUH itu mengatakan, panitia kurban perlu memastikan hewan yang akan disembelih sehat Meskipun secara penampakan ternak tersebut terlihat sehat, belum tentu bebas PMK.
"Hal itu karena masa inkubasi virus PMK adalah 1-14 hari," ucap pengajar Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Unej itu.
Panitia perlu memilah orang yang menangani daging dan yang menangani jeroan. Orang yang menangani jeroan tidak boleh kontak lagi dengan daging dan jeroan sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dibagikan.
"Peralatan yang digunakan dalam proses penyembelihan dilakukan pembersihan dengan desinfektan atau detergen. Limbah dari penyembelihan sebaiknya tidak langsung dibuang ke lingkungan, tetapi dibakar terlebih dahulu atau dikubur," ujarnya. (ant/nt)