Notification

×

Iklan

Pastikan Tak Ada Rendang Babi, Khofifah Cek Rumah Makan Padang di Surabaya

Minggu, 12 Juni 2022 | 04:09 WIB Last Updated 2022-06-11T21:09:53Z

Gubernur Jatim Khofifah menunjukkan menu di rumah makan Padang di Surabaya. (Foto: detikcom)


ARN24.NEWS
-- Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tiba-tiba mengunjungi salah satu Rumah Makan Padang di kawasan Kertajaya Indah, Surabaya. Ia hendak memastikan tidak ada olahan makanan non halal seperti rendang babi hingga gulai babi yang dijual.


"Kami ingin mengajak seluruh masyarakat dari viralnya informasi yang beredar. Katanya ada rendang babi di restoran padang. Kalau rumah makan padang atau namanya Minang jadi rumah makan ini dijamin kehalalannya," kata Khofifah di lokasi, Sabtu (11/6/2022).


Khofifah mengaku sudah menanyakan ke pemilik rumah makan apakah yang bersangkutan menjual babi? Pertanyaan itu untuk memastikan bahwa tidak ada makanan non-halal yang dijual.


"Saya tadi sempat bertanya ke pemilik, dan mereka menjamin bahwa memang rumah makan padang tidak menjual makanan non-halal," ungkapnya.


"Dari situ saya juga sampaikan, agar memberi kenyamanan dan keamanan ke konsumen, paling tidak di depan rumah makan dipasang stiker atau imbauan bahwa 100 persen halal," sambungnya.


Menurut Khofifah, jaringan rumah makan Padang di Indonesia sangat kuat. Bahkan hampir di setiap kabupaten/kota selalu ada rumah makan padang. Termasuk di Surabaya.


"Jaringan kuliner nasi padang itu luar biasa, kebetulan ini PPKM sudah level 1 semua, ekonomi bergeliat termasuk sektor makanan dan minuman. Rumah makan harus memberi jaminan bahwa apa yang mereka jual produknya ke konsumen itu halal. Agar konsumen merasa aman dan nyaman," tandas Khofifah dikutip dari detikcom.


Usaha nasi Padang babi ini terungkap setelah Ikatan Keluarga Minang (IKM) menerima aduan. DPP IKM yang mulanya mengungkap adanya usaha nasi Padang babi itu.


"Sebagai Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang, saya sudah mendengar soal restoran di Jakarta yang bikin keresahan masyarakat Minang," kata Ketua Harian DPP IKM Andre Rosiade dalam keterangannya, Jumat (10/6/2022).


Usaha nasi Padang babi itu mendapat kritik hingga kecaman karena tidak sesuai filosofi masyarakat Minang yang identik dengan Islam. Terlebih, namanya menggunakan bahasa Minang. Pemprov DKI Jakarta sampai ikut turun tangan.


Setelah menuai respon negatif dari berbagai pihak hingga diperiksa oleh polisi pemilik usaha nasi Padang babi bernama Sergio pun meminta maaf. Ia sampaikan penjelasan bahwa sebenarnya usaha yang dia jalankan hanya 3 bulan itu murni upaya inovasi di tengah pandemi.


"Ini pure hanya saya mencoba usaha. Jadi, bukan maksud saya buat menghina siapa pun," sambungnya.


Dia mengatakan usaha tersebut dijalani saat masa pandemi atau awal 2020. Dan menurutnya menyebut usaha itu hanya berlangsung 3 bulan.


"Jadi sebenarnya memang saya pernah tapi sebetulnya itu udah lama sekali, jadi itu sekitar awal pandemi 2020 awal," katanya.


Sergio mengatakan hanya mencari peluang pada saat pandemi. Dia menyebut usaha itu hanya dilakukan secara online.


"Saya memang sempat coba memulai usaha karena itu kan awal pandemi ya semua mencoba mencari opportunity secara online apa sih peluangnya gitu. Waktu itu akhirnya melakukan secara online tapi hanya berjalan sekitar 3 bulan kurang lebih seingat saya akhirnya tutup," katanya. (dtc/rfn)