Notification

×

Iklan

Deretan Saham Diprediksi Menguat Pekan Ini

Senin, 11 April 2022 | 10:07 WIB Last Updated 2022-04-11T03:07:25Z

Analis memprediksi sejumlah saham diproyeksi menguat pekan ini. (CNN)



ARN24.NEWS
-- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 83,46 poin atau 1,17 persen ke level 7.210 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp1,4 triliun.


Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa naik 1,54 persen dari Rp8.909,474 triliun pada pekan sebelumnya, menjadi Rp9.046,305 triliun.


Sementara, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat 0,06 persen dari Rp13,839 triliun menjadi Rp13,847 triliun. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian bursa melorot 1,50 persen dari 22,536 miliar saham menjadi 22,199 miliar saham.


"Peningkatan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi harian sebesar 8,90 persen menjadi 1,35 juta transaksi dari 1,24 juta transaksi pada pekan sebelumnya," terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Senin (11/4/2022).


Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memprediksi selama sepekan ke depan, IHSG bergerak di rentang support 7.111 dan resistance 7.311.


Menurutnya, indeks saham pekan ini ditopang oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,02 persen yang lebih baik daripada sebelumnya, yakni 3,51 persen. 


Namun, naiknya inflasi di Indonesia akibat masalah suplai global dapat memicu kenaikan harga barang-barang yang berdampak buruk pada pemulihan ekonomi.


"Kenaikan inflasi di Indonesia seringkali berpotensi berkembang menjadi isu politik, dan ini seharusnya tidak perlu terjadi, karena jika tidak terkendali, bisa beresiko terhadap pemulihan ekonomi RI yang tengah berlangsung ini," ujar Hary kepada CNNIndonesia.com.


Selain itu, ia menyebut meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen menjadi kontra-produktif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini juga berpotensi menekan kenaikan inflasi, karena kenaikan harga harus diserap konsumen.


Di sisi lain, ia menyebut indeks saham juga tengah dibayangi oleh keputusan Uni Eropa untuk meninggalkan impor batu bara dari Rusia sepenuhnya mulai Agustus 2022. Hal ini dilakukan guna mendesak Rusia untuk menghentikan serangan terhadap Ukraina.


"Ini memberikan 'angin segar' bagi produsen batubara Australia dan Indonesia tentunya," kata Hary.


Oleh karena itu, ia menilai sektor komoditas, energi, mineral, dan produsen bahan baku industri, adalah sektor yang paling bersinar di IHSG. Selain itu, sektor bank dan infrastruktur penunjang juga diprediksi berkilau.


Ada pun, sejumlah saham yang direkomendasikan untuk dimiliki, seperti PT Timah Tbk atau TINS yang menguat 0,52 persen ke level 1.950 pada pekan lalu. Hary memprediksi TINS dapat menyentuh level 2.090 pekan ini.


Lalu, ada juga PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM yang ditutup menguat 1,45 persen ke posisi 2.800. Ia memprediksi ANTM akan menyentuh 3.010 pekan ini. Kemudian, PT Harum Energy Tbk atau HRUM yang ditutup menguat 4,03 persen ke posisi 12.900. Ia memperkirakan HRUM dapat menyentuh posisi 14.175.


Selanjutnya, ia juga merekomendasi emiten sektor pertambangan, yakni PT Petrosea Tbk atau PTRO yang ditutup menguat 4,64 persen pada pekan lalu ke posisi 2.930. Hary memprediksi PTRO dapat menyentuh level 3.060.


Terakhir, ada PT Bukit Asam Tbk atau PTBA yang ditutup menguat 2,86 persen ke posisi 3.600. Hary memprediksi PTBA dapat menyentuh posisi 3.810.


Sementara, pengamat Pasar Modal Riska Afriani memproyeksikan selama sepekan ke depan, IHSG bergerak di rentang support 7.120 dan resistance 7.302.


Menurut Riska, pelaku pasar global akan mengantisipasi rilisnya data ekonomi, serta ketidakpastian pengiriman gas ke Uni Eropa setelah Putin meminta pembeli membayar dengan mata uang rubel.


"Hal ini diperkirakan akan membawa keuntungan ke Australia dan Indonesia karena pembeli Eropa umumnya mencari pengimpor alternatif untuk memenuhi kebutuhan energinya," ujarnya.


Terkait sentimen dalam negeri, investor masih akan mencermati dampak dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen di awal bulan ini. Menurutnya, kenaikan PPN ditambah dengan kenaikan harga BBM dan sejumlah komoditas lainnya, dapat menyebabkan inflasi April meningkat.


Namun hal ini, menurutnya tidak akan terlalu berpengaruh pada indeks saham karena pemerintah sudah mengantisipasi lonjakan harga dan permintaan sejak sebelum bulan puasa.


"Tidak terlalu berpengaruh untuk IHSG, karena pemerintah sudah mulai melakukan antisipasi pada saat sebelum bulan puasa, proses monitoring dan evaluasi pasokan pangan juga tengah dilakukan," kata Riska.


Dalam keadaan seperti itu, ia menyarankan investor untuk tetap memperhatikan harga saham sektor pertambangan karena berpotensi akan ada profit taking.


Jika dirinci, sejumlah saham yang Riska rekomendasikan untuk dikoleksi yakni PT Indika Energy Tbk atau INDY yang ditutup menguat 2,27 persen ke posisi 2.700 pada pekan lalu. Kemudian, PT Indofood Sukses Makmur Tbk atau INDF yang ditutup menguat 0,41 persen ke posisi 6.125 di pekan sebelumnya.


Lalu, ia juga merekomendasikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO yang ditutup menguat 4,46 persen ke posisi 2.810 dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGAS yang ditutup menguat 0,36 persen ke posisi 1.395.


Lebih lanjut, senada dengan Hary, Riska juga merekomendasikan PT Timah Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk untuk pekan ini. (tdh/sfr)