ARN24.NEWS -- Poros Pelajar Provinsi Sumatera Utara menyatakan tetap menggelar aksi pada Kamis (21/4/2022) ini. Tuntutan mereka yakni menolak kenaikan harga BBM, copot dalang di balik penundaan Pemilu, usut tuntas dan tangkap mafia minyak goreng di Sumut.
Kemudian, menolak kenaikan harga bahan pokok serta menolak RUU Sidiknas yang terjadi. Aksi demo besar-besaran diperkirakan berjumlah ribuan pelajar dari Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) Sumatera Utara.
Tak cuma itu, rencananya Poros Pelajar se-Sumut tersebut juga akan menginap serta sahur di gedung DPRD Sumut. Kesepakatan ini didapat setelah kekecewaan belum tuntas dan tercapainya apa yang disuarakan oleh seluruh elemen dalam penyampaikan aspirasinya pada pekan kemarin.
"Jadi, andai aspirasi elemen masyarakat juga belum tersampaikan, maka kami dari Poros Pelajar se-Sumut akan menginap di gedung DPRD Sumut hingga apa yang merupakan aspirasi itu dituntaskan," kata Ketua PW IPA Sumut Muhammad Amril Harahap bersama Ketua PW IPNU Sumut Muhammad Haryadi Nasution, Ketua PW PII Sumut Alden Hasibuan pada wartawan, kemarin.
Senada juga terlansir di media bahwa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Bayu Satria menegaskan aksi 21 April akan tetap berjalan.
"Pasti jadi aksi di 21 (April)," kata Bayu. Sebelumnya, Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menggelar Kongres Rakyat di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin, 18 April 2022.
Hal tersebut, guna mempersiapkan jelang aksi massa pada Kamis, 21 April 2022 nanti. "Wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden perlu terus kita kawal sebab telah menjadi perhatian serius karena menyimpang jauh dari konstitusi dan amanat reformasi," diktupi MPI dalam keterangan undangan resmi Kongres Rakyat.
Selain itu, mereka akan mengoordinasikan terkait isu ketimpangan ekonomi, kenaikan harga, dan serangan terhadap warga sipil yang turut menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
"Gelombang penolakan terhadap pemerintah, baik melalui media sosial, media massa maupun demonstrasi di lapangan. Salah satu rangkaian yang digulirkan adalah aksi massa pada tanggal 21 April 2022," demikian hasil kongres tersebut. (saze)